Slamet to selametan 3428 Mdpl (part 2)

Turun Gunung

Setelah puas berfoto dan menikmati pemandangan dari puncak gunung slamet, udara semakin dingin dan awan pun sudah mulai naik keatas puncak, akhirnya kami memutuskan untuk turun menuju tenda di pos 3. Mom dan sam yang saat itu masih penasaran dengan titik puncak kedua, yakni puncak dimana terdapat pemandangan kawah yang masih aktif melanjutkan perjalanan kesana.

Trek bebatuan dan tingkat kemiringan yang cukup curam membuat keadaan turun lebih sulit dan menegangkan dibandingkan saat keadaan mendaki. Ijah dan mba wid yang saat itu memiliki ketakutan yang lebih besar dari yang lain membuat mereka harus turun lebih lama, dan saat itu ane, om radit dan ucup menemani mereka untuk turun sedangkan tim yang lain sudah terlebih dahulu meninggalkan kami, termasuk mom dan sam yang mendahului kami dari titik puncak kedua.

Gaya turun ijah yang mengandalkan bokongnya di ikuti mba wid dengan gaya yang tak jauh berbeda membuat perjalan terasa sangat lama dan kami harus tertinggal jauh dengan tim didepan. Setelah sampai di pos 7 mba wid mengalami pusing akibat perut yang kosong karena tidak makan sejak semalam (katanya si takut pup, tips buat kita semua jangan pernah membiarkan perut kosong karena takut pup, akibatnya akan lebih fatal dari pada kita harus pup di gunung). Ijah dan ucup turun terlebih dahulu sedangkan ane dan om radit harus menemani mba wid. Di pos 7 kami memesan tempe mendoan dan teh manis, rasa lapar yang sudah sangat terasa dan persediaan makanan di tas pun sudah habis membuat rasa mendoan yang menurut kami kurang (tidak) enak dan lebih mahal harus kami makan untuk menambah tenaga.
Pemandangan Kawah

Akhirnya setelah dirasa cukup tenaga, kami siap untuk melanjutkan perjalanan. Pukul 2 siang kami sudah tiba dipos 3. Sampai disana kami harus langsung bersiap2 turun untuk mengejar waktu yang sangat sedikit, satu jam waktu yang kami habiskan untuk persiapan packing dan lain-lain. lagi-lagi cuaca tidak memihak kepada kami, awan gelap yang berisi air tak lagi dapat menahan tumpahan isi nya dan kami harus menggunakan jas hujan kembali.
Ombak Awan

pukul 3 lewat kami mulai melakukan perjalanan, trek yang curam dan licin serta jarak pandang yang terbatas membuat kami harus ekstra hati-hati untuk melangkah. Perjalanan kami lakukan tanpa lili dan mba iva yang telah terlebih dahulu turun. Jarak antara pos 3 menuju basecamp hampir sama dengan jarak antara pos 3 menuju puncak (sangat jauh). 1 jam waktu yang kami tempuh untuk mencapai pos 2, rasa lelah, lapar dan takut akan tertinggal kereta bercampur aduk menjadi satu kesatuan republik indonesia, eh kebablasan hehehe

Tanpa beristirahat di pos 2, kami langsung melanjutkan perjalanan menuju pos 1. Banyak rombongan lain yang ikut turun, berbeda ketika ane berada di gunung papandayan yang mayoritas pendaki berasal daerah sekitar sehingga berbicara dengan bahasa sunda (bahasa daerah kesukaan ane ;P), di gunung slamet hampir mayoritas berbahasa jawa dan jawanya pun ngapak, mungkin saran untuk pengelola agar disediakan kamus bahasa jawa ngapak di setiap pos hehehhe
Rerumputan

Waktu yang kami tempuh dari pos 2 ke pos 1 sama dengan waktu yang kami tempuh dari pos 3 ke pos 2, yakni sekitar 1 jam. Sampai dengan pos1 kami mendapat petunjuk dari si bapak warung, bahwa saat turun ketika bertemu kayu yang berbentuk gawang bola maka 10 meter dari sana belok kanan, jalur tersebut lebih dekat dibanding jalur normal (menurut bapak penjual mendoan). Dan petunjuk tersebut yang hampir membawa kami dalam kehancuran yang luar biasa hassek (lebayy dikit).
Trek Bebatuan

Waktu sudah menunjukan pukul 5 lewat dan kami harus sudah tiba di basecamp maksimal pukul 6 lewat agar dapat mengejar waktu keberangkatan kereta dan perjalanan dari basecamp menuju stasiun ialah 1 jam setengah.

Dengan berbekal petunjuk dari bapak warung dan pemulihan tenaga yang cukup fit, kami melanjutkan perjalanan menuju basecamp. Sam, tarjo, ijah, ucup dan ridho lebih dahulu berjalan menuju camp. Sedangkan ane, mom, ragel, om radhit, kentung, mangap dan sri berjalan belakangan mengimbangi mba wid yang saat itu berjalan dengan kecepatan siput. Ckckckk
Trek Bebatuan Lagi

Sampai akhirnya kami tiba di petunjuk yang telah diberikan oleh bapak penjual di pos 1, dan benar saja 10 meter dari kayu berbentuk gawang terdapat jalan kearah kanan. Dalam pertigaan tersebut terjadi perdebatan antara kami semua, dan berikut cuplikan dialog perdebatan yang terjadi:

Mom: “kata bapak2 tadi kita lewat sini nnti ikutin jalan aja”, (mencoba menjelaskan)

Ragel: “yakin lu mom, masalahnya tiket kita dipertaruhkan nih”,(merasa ragu)

Ane: “yaudah mumpung kita udah sampe sini, ayolah kita eksplore”(mencoba meyakinkan)

Sisanya: “yaudah ikut ajalah w mah”.(pasrah)

Dan akhirnya sesuai kesepakatan dan pertimbangan waktu, kami memutuskan melalui jalur tersebut. Waktu adzan pun sudah terdengar, dan kami berhenti sejenak untuk mendengarkan adzan. Setelah selesai kami melanjutkan perjalanan, hari semakin gelap maka headlamp pun kami gunakan kembali, dalam perjalanan mulai muncul keragu2an untuk menemukan jalan. Dan lagi2 kami dihadapkan oleh jalan yang bercabang, antara jalan lurus atau kekanan. Dan kami memutuskan untuk lurus, mengingat jalur kekanan menanjak dan khwatir itu jalur menuju pos 1 lagi (bisa muter2 dong kita heheh). Waktu sudah menunjukan pukul 6:30 namun kami belum menemukan tanda2 jalan yang menuntun kami menuju basecamp. Hujan gerimis yang sempat mereda mulai turun kembali, rasa sakit pundak akibat menggendong tas carriel yang cukup lama membuat rasa putus asa mulai menghinggapi kami.
Trek Tanah

saat itu pimpinan jalan ane ambil alih, jalur yang kami lalui melewati perkebunan warga hingga sampai akhirnya kami menemukan jalan buntu, tak ada jalan untuk lurus terus. Teriakan keputus asaan pun keluar dari mulut mom, salah menyalahkan pun terjadi dan ane yang saat itu memimpin menjadi kambing hitam (sungguh ironis, teman macam apa itu ckckck). Hal tersebut mengingatkan kejadian sebelumnya di papandayan yang saat itu ane pimpin juga dimana kami menemukan jalur sempit dan buntu menuju jurang, sehingga kami harus melakukan pendakian kembali untuk menemukan jalur lain (sorry mom namanya juga pendaki baru ckckck).

oke kembali ke slamet, setelah kondisi yang sangat mencekam akhirnya om radit menemukan jalur kearah kiri, jalur samar yang tak terlihat akibat penerangan yang kurang dan kodisi hujan.
Kondisi Malam Hari
hingga sampai dengan terlihat lampu senter dari arah lain, kami pun berteriak bahwa kami tersesat dan mencari jalur menuju basecamp. Dengan tuntunan dari orang tersebut akhirnya kami pun sampai dijalur utama dan sampai dengan selamat di base camp (terimakasih pak atas petunjuknya, jasa jasa mu tak akan ku lupakan hahaha). Masalah kami ternyata belum selesai sampai disitu, mobil bak yang telah kami boking sebelumnya saat keberangkatan belum datang juga Sedangkan Waktu sudah menunjukan pukul 7 malam. Rasa lega yang sesaat hadir kini menghilang kembali, tarjo, ijah, ucup dan ridho terlebih dahulu pergi ke stasiun dengan kendaraan lain meninggalkan kami semua. Sempat terpikir negatif tentang mereka ber4 yang tega meninggalkan kelompok disaat dilanda masalah bersama, namun kami tetap berfikir positif hehehe.


Dengan berat hati dan diskusi panjang akhirnya kami menyewa kendara lain, pembayaran dimuka pun di minta oleh sang pengurus mobil, waktupun semakin terbuang dengan masalah perdebatan keuangan dan tawar menawar. Untung mba iva hadir ditengah2 kita dan memegang uang cash sesuai dengan harga sewa kendaraan tersebut, sehingga tak banyak waktu yang terbuang.

Pukul 7:20 malam kami berangkat menuju stasiun, berdoa dan berharap tidak tertinggal kereta yang saat itu berangkat pukul 8:30, kami pun berpesan kepda bapak supir agar dapat sampai stasiun tepat waktu. Dengan kecepatan super tinggi, keadaan kabut tebal dan kondisi jalan yang licin membuat adreanalin kami di uji kembali, hanya bisa berdoa dan pasrah kepada pak supir agar sampai dengan selamat dan tepat pada waktunya huhuuu.

Terjadi hal lucu diatas kendaraan, kentung dan mangap yang saat itu berdiri dan berteriak-teriak tiba2 suaranya menghilang begitu saja, ternyata mereka tertidur sambil berdiri dalam kondisi kedaraan terbuka dan kecepatan yang super kencang ( tak terpikir bagaimna bisa mereka tertidur dengan keadaan seperti itu, ckckkc).
Pukul 8:25 akhirnya kami tiba di stasiun, dengan teriakan2 histeris di depan stasiun dan tangis haru (bwa elah ngga nangis mah), kami bertemu tarjo, ijah, ucup dan ridho yang telah menanti kami distasiun, sungguh pertemuan yang mengaharukan huhuuuuu.

Tak lama kami menukar tiket, kereta pun datang. kali ini kami menaiki kereta gaya baru malam. Dimana perjalanan kereta ini 2 kali lebih cepat ketimbang serayu malam (kapok naik serayu malam ckckck).
Mom Nekat Lompat Untuk Mengejar Kereta

Lagi-lagi momen lucu terjadi, ragel yang saat itu berbicara lapar terus menerus dan megidam nasi padang membuatnya tidak fokus untuk berjalan, hingga sampai dengan terjadi penabrakan dirinya ke tangga veron distasiun dan menyebabkan tubuh gendutnya terjungkal dan tas carrielnya terpental kemana2 (fokus gel fokus hahahha). Dan moment itu menjadi tranding topik kami saat itu, mengalah kan moment sam yang salah hari dan hampir ketinggalan kereta saat berangkat.

Didalam kereta, lagi-lagi kelompok kami yang paling berisik dan paling kotor karna tidak sempat bersih2 sama sekali sewaktu turun ke basecamp. Akhirnya kami melakukan bersih2 di toilet kereta, dan semua kotor oleh tanah yang kami bawa hahaha.

Setelah badan sudah terasa bersih (atau Cuma perasaan aja) dan perut sudah terisi dengan makanan yang dijual didalam kereta, kami semua menikmati perjalanan dengan tertidur pulas.

Pukul 02:10 pagi kami sudah tiba di stasiun senen, rasa lelah pun sedikit berkurang setelah istirahat sekitar 6 jam di kereta. Tarjo, ridho dan sam langsung kembali kerumah masing-masing, sedangkan ane dan yang lain terlebih dahulu mencari nasi padang yang telah ragel idam2kan sejak dari stasiun purwokerto (kesian dia sampe nabrak tangga veron).

Waktu telah menunjukan pukul 03:00 pagi, waktunya kami untuk berpisah dan melanjutkan aktifitas masing2 beberapa jam kedepan. Mba iva, mangap, kentung, mba wid, sri, ucup dan ijah pulang menggunakan busway. Om radhit pulang kekosan bersama mom, sedangkan ane dan ragel kembali kedepok dengan menggunakan motor.

Gerbang Pendakian Bambangan

Sekali lagi terimakasih kawan-kawan, alumni papandayan, kawan baru slametan dan kawan baru clash of clan hehhe.


Next Trip....
Gunung semeru?
mudah-mudahan bisa menaklukannya.
semangat selametan

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Modal Jari Buat Belanja, ya cuma Di bukalapak.com

Slamet to selametan 3428 Mdpl (part 1)

Pengalaman perpanjang Sim (DEPOK)